Jumat, 25 Desember 2009

MELAGUKAN AL QUR'AN ADALAH MERAGUKAN AL QUR'AN

Judulnya sangat mengejutkan. Bagaimana bisa? Banyak orang berlomba-lomba untuk melagukan Al Qur'an bahkan ada yang menghabiskan waktunya untuk belajar melagukan Al Qur'an, tetapi kemudian disamakan dengan orang yang meragukan Al Qur'an.
Apabila orang yang meragukan Al Qur'an disebut kafir (QS. 22 ayat 55), lalu bagaimana dengan orang yang melagukan Al Qur'an?

Mari kita lihat surat 41 ayat 26!

Dan orang-orang yang kafir berkata: "Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Qur'an ini dan buatlah hiruk pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan (mereka)". (terj. Dept Agama)


Dan tidaklah berhenti orang yang kafir dalam keraguan darinya (Al Qur'an), hingga datang kepada mereka sa'at dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab pada suatu haru yang mandul QS 22 ayat 55

Setelah kita melihat ayat ini, apakah ada orang yang ketika Al Qur'an dibacakan berteriak-teriak atau membuat suatu keramaian untuk mengalahkan orang yang membacanya? Tidak. Semua orang bagaimanapun tidak senangnya dengan Al Qur'an pasti mereka tidak akan berani berbuat demikian. Apalagi ada orang-orang yang mengaku muslim tetapi temperamen dan gampang terhasut, dengan mengatasnamakan jihad mereka akan memerangi orang yang mengacaukan bacaan Al Qur'an.
Umat muslim tidak bisa dilawan dengan kekerasan. Lalu strategi apa yang dipakai oleh orang-orang kafir untuk menjauhkan orang dari pengertian Al Qur'an yang sebenarnya. Mereka membiarkan umat muslim mendengar Al Qur'an, tetapi tidak mendengar yang sebenarnya dan mereka membiarkan umat muslim melihat serta membaca Al Qur'an, tetapi tidak melihat dan membaca yang sebenarnya.
Mereka menyuruh untuk melagukan Al Qur'an dan menjanjikan pahala-pahala serta ampunannya dengan hanya cara seperti itu.

Mari kita teliti terjemahnya secara harfiah!

Dan berkata orang-orang yang kafir: "Janganlah kamu mendengar untuk (memahami) Al Qur'an ini dan laghokan di dalamnya agar kamu mengalahkan".

Lagho dalam bahasa arab artinya "Tidak berguna, tidak jelas, sia-sia, kosong, salah pengertian" dan pendekatan bahasa yang mudah adalah "lagu". Dengan menjadikan Al Qur'an seperti sebuah lagu dan suara yang merdu, orang akan tertarik dengan suara dan lagunya daripada memahami isinya. Orang akan terkesima tanpa mengerti apa yang dia kesimakan, orang akan menangis tanpa mengerti apa yang ditangiskan. Al Qur'an menjadi sebuah bacaan kosong belaka. Berbeda dengan orang dahulu, karena mereka mengerti kebenaran yang terkandung di dalam Al Qur'an, maka mereka menangis (QS. 5 ayat 83).

Tentang lagho di dalam Al Qur'an :

* Lagho dalam sumpah (sumpah kosong atau sumpah yang tidak sungguh-sungguh) (QS. 2 ayat 225, 5 ayat 89)
* Berpaling dari hal yang lagho (hal yang tidak berguna) (QS. 23 ayat 3)
* Melewati sesuatu yang lagho (sesuatu yang tidak ada manfaatnya) (QS. 25 ayat 72)
* Tidak ada lagho dan tidak ada dosa (QS. 52 ayat 23)
* Tidak ada lagho dan tidak ada dusta (QS. 78 ayat 35)
* Tidak ada lagho yang ada salam (sejahtera, selamat) (QS. 19 ayat 62)
* Di dalam surga yang tinggi tidak ada lagho (QS. 88 ayat 11)

Melagukan Al Qur'an hanyalah membuat Al Qur'an itu kosong dari manfaat hanya kesenangan dan keuntungan dunia. Membaca yang sebenarnya adalah membaca untuk memahami dan melaksanakan isinya. Jangan sampai Al Qur'an yang dibaca, tetapi pola pikir dan peraturannya mengikuti tradisi orang-orang dahulu.
Lawan dari lagho/lagu adalah salam (selamat, sejahtera, ucapan salam), dan itu dikhususkan untuk orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah (QS 20 ayat 47). Agar selamat bacaan dan amal-amal kita, marilah kita membaca dan mengkaji isi Al Qur'an daripada melagukan Al Qur'an sementara kita tidak memahami isinya.

Puji itu bagi Allah!



Print halaman ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam.
Agama adalah masalah pribadi dengan Tuhan. Suka atau tidak suka, kebenaran tetap adalah kebenaran. Mau percaya atau tidak, kebenaran tetap adalah kebenaran. Carilah yang terbaik, setelah itu berserahdirilah kepada Tuhan. Tidak ada Tuhan kecuali ALLAH. Berkomentarlah dengan baik. Berikanlah dalil Al Qur'an atau hadits atau dengan ilmiah. Bukan dengan hawa nafsu atau kata-kata yang tidak layak. Maaf.. komentar dengan kata-kata yang tidak layak, tidak akan ditampilkan!