Rabu, 16 Desember 2009

AL QUR'AN KITAB UMAT MUSLIM, PETUNJUK SELURUH MANUSIA

Secara etimologis Al Qur’an berasal dari kata “qara’a”, yaqra’u, qiraa’atan dan qur’aanan” atau “qara’a, yaqra’u, yaqru’u, qar’an, qira’atan, dan qur’aanan.
Qara'a artinya membaca (nathaqa bilmaktuubi fiihi), menela'ah atau mempelajari (Thaala'a), mengumpulkan (jama'ahu). Qira'atan atau Qur'aanan artinya bacaan, pelajaran, dan kumpulan.

Sedang secara epistimologi, Al Qur'an adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad, dengan perantaraan malaikat Zibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.
Dinamai Al Qur'an dengan Al Qur'an dan dan Al Kitab, adalah karena Al Qur'an dibaca dengan lidah dan ditulis dengan kalam (pena) dan dibukukan. Juga karena Al Qur'an itu pengumpul atau kumpulan. Dia mengumpulkan atau kumpulan surat-surat dan ayat-ayat atau Al Qur'an adalah merupakan suatu maqru'ah atau majmuah.
Al Qur'an terdiri dari 30 zuz, 114 surat, dan 6.236 ayat. dengan pembagian sebagai berikut:
Surat-surat Makkiyah berjumlah 86 buah dan surat-surat Madaniyyah berjumlah 28 buah. Jumlah totalnya adalah 114 surat.
Ayat-ayat Makkiyah berjumlah 4.613 ayat dan ayat-ayat Madaniyyah 1.623 ayat. Jumlah totalnya adalah 6.236 ayat bukan 6.666 ayat.
Surat-surat Makkiyah adalah kira 2/3 Al Qur'an dan surat-surat Madaniyyah 1/3 Al Qur'an. Sedang jumlah ayat-ayatnya, ayat-ayat madaniyyah hampir 1/3 kurang sedikit dari jumlah ayat-ayat dari surat Makkiyah.
Ciri-ciri khas dari Makkiyah, yang pokok adalah:

1. Terdapat di dalamnya lafadh "Kalla" (lafahd ini terdapat dalam Al-Qur'an tigapuluh kali)
2. Terdapat di dalamnya ayat sajdah.
3. Terdapat di dalamnya seruan "Ya ayyuhan naas", tidak terdapat di dalamnya "Ya ayyuhal ladziina aamanu". Menurut pendapat sebahagian ulama, surat Al Hajj, Makkiyah.
4. Terdapat di dalamnya kisah nabi-nabi dan umat-umat dahulu, selain dari Al Baqarah.
5. Terdapat di dalamnya kisah Adam dan Iblis, terkecuali Al Baqarah.
6. Dimulai dengan huruf-huruf Hijaiyyah, terkecuali Az Zahrawan dan Ar RaPad, walaupun mengenai Ar Ra'ad ada khilaf.

Selain dari ciri-ciri yang specifik ini, adalah:

a. Ayat-ayatnya pendek-pendek. Demikian pula surat-suratnya, sedang nada-nadanya keras.
b. Mengandung da'wah (seruan) kepada tauhid, serta menerangkan keadaan surga dan neraka.
c. Mengandung seruan kepada perangai baik, yang luhur, kepada tetap berlaku lurus.
d. Mendebati orang musyrik, serta menyatakan, bahwa mereka orang bodoh.
e. Banyak dipergunakan sumpah sesuai dengan kebiasaan orang-orang Arab.

Ciri-ciri khas dari Madaniyyah, ialah:

1. Terdapat padanya tentang jihad, atau menerangkan hukumnya.
2. Terdapat padanya penjelasan tentang hukum pidana fara-idl, hykum perdata, kemasyarakatan, dan kenegaraan.
3. Terdapat padanya tentang keadaan kaum munafik, selain dari surat Al 'Ankabuut yang diturunkan di Mekkah.
4. Mendebat ahlul kitab serta mengajak supaya mereka tidak terlalu berlebih-lebihan dalam menjalani tugas agama.

Ciri-ciri yang lain adalah:

a. Suratnya panjang-panjang, demikian pula ayat-ayatnya dan nada-nadanya, nada tasyri, lembut dan lunak.
b. Mengemukakan keterangan dan dalil secara jelas.

Rasulullah Muhammad diutus untuk seluruh manusia sebagai rahmat buat semesta alam. Al Qur'an diturunkan oleh Allah kepada beliau adalah juga sebagai petunjuk, penerangan dan pandangan hidup buat manusia, bukan buat sebahagian bangsa, atau golongan seperti yang diklaim beberapa penganut agama ardhi (bukan Islam).

Dan Kami tidaklah mengutus engkau melainkan untuk seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan dan akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. 34 ayat 28)

Dan Kami tidak mengutus engkau melainkan rahmat bagi semesta alam (QS. 21 ayat 107)

Bulan Ramadhan yang diturunkan Al Qur'an di dalamnya sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan dari petunjuk itu dan Furqan.. (QS. 2 ayat 185)

Ini Al Qur'an penerangan buat manusia, dan petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. 3 ayat 138)

Ini Al Qur'an pandangan buat manusia, petunjuk, dan rahman buat kaum yang yakin. (QS. 45 ayat 20)

Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak, maka itu artinya bahwa Al Qur'an yang beliau bawa berisi pendidikan moral yang bernilai sangat tinggi dan abadi, berlaku buat seluruh manusia dari berbagai bangsa dan zaman. Dari ketiga ayat di atas jelas sekali bahwa Al Qur'an bukan cuma sekedar dibaca mengharap pahala, melainkan pendidikan (tarbiyah) moral dalam rangka hablum minallah dan hablum minannaas.


Hablum minallah (tali dari Allah) yaitu Al Qur'an mengajarkan kita bagaimana cara untuk dekat dan berkomunikasi dengan Allah
Hablum minannaas (tali dari manusia) yaitu Al Qur'an memberikan petunjuk, penerangan, dan pandangan hidup untuk mengaplikasikan ibadah yang kita kerjakan seperti shalat, puasa, serta perintah-perintah lainnya di tengah-tengah masyarakat.

Itulah mengapa selalu dikatakan atsaris sujuud (bekas sujud) (QS. 48 ayat 29). Itu artinya bukan dahi kita yang harus berwarna hitam karena bekas sujud, melainkan perilaku kita yang harus sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Misal, shalat mengajarkan kita supaya sabar dan rendah hati, maka apa yang diajarkan Al Qur'an melalui shalat harus kita terapkan di dalam menghadapi kehidupan yang nyata, benda-benda hidup, dan segala peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekeliling kita yang datangnya silih berganti; kesenangan dan kesusahan serta kebaikan dan keburukan. Mungkin kita berhasil sabar di dalam shalat kita karena yang kita hadapi hanyalah benda-benda mati, tetapi belum tentu kita mampu bersabar ketika shalat kita selesai dan kita menghadapi benda-benda hidup.


AL QUR'AN ADALAH KITAB YANG BERKAH YANG HARUS DIPELAJARI



Al Qur'an sebuah kitab yang Kami turunkannya diberkahi supaya mereka mempelajari ayat-ayatnya dan supaya orang-orang yang mempunyai akal mengambil pelajaran. (QS. 38 ayat 29)

Dan ini Al-Qur'an sebuah Kitab yang Kami telah menurunkannya diberkahi. Membenarkan (Kitab-Kitab) yang ada sebelumnya dan supaya engkau memberi peringatan kepada ibu kota dan orang yang ada di sekelilingnya. Dan orang-orang yang beriman dengan akhirat, mereka beriman dengannya, dan mereka memelihara atas shalat mereka. (QS. 6 ayat 92)

Shalat sebagai gerakan ritual adalah ibadah dalam rangka hablumminallah. Segala tata cara pelaksanaannya mencontoh dari gerakan yang telah ada dari dahulu dan disesuaikan dengan kemampuan fisik kita. Tidak ada aturan tertentu yang mengaturnya, Rasulullah hanya mencontohkan seperti apa yang beliau dapat kerjakan sesuai dengan fisiknya. kalaupun ada tata cara tertulis, itu hanyalah inisiatif para 'alim, fuqaha agama untuk mengabadikannya karena memang pengetahuan itu harus ditulis. Seperti yang dilakukan para ilmuwan dalam mengenalkan berbagai disiplin ilmu-ilmu yang mereka ketahui atau mereka temukan yang sarat dengan perdebatan dan perbedaan pendapat. Hal itu terjadi di dalam gerakan shalat, masing-masing yang mengatasnamakan sahabat Rasulullah, mengklaim bahwa gerakan yang mereka lakukanlah yang benar. Sehingga hal ini yang membuat banyak sekali perbedaan. Coba kita lihat gerakan-gerakan shalat para jemaah hajji di Mekkah saat musim hajji. Tidak sama bukan? Apa iya Rasulullah mengajarkan shalat semaunya? Atau inisiatif mereka untuk melakukan gerakan yang nyaman bisa dilakukan agar shalat mereka khusyu? Kita tidak berhak mengatakan ini benar dan itu salah. Hanya Allah yang berhak menilai.
Tidak ada pahala di dalam shalat, tetapi untuk menjaga nilainya sebagai suatu komunikasi suci khusus kepada Allah, kita diperintahkan untuk menjadikan Al Qur'an sebagai peringatan dan pengajaran serta melaksanakan kebaikan-kebaikan yang diajarkan di dalamnya sebagai cara untuk mendapatkan ganjaran dan pahala terbaik di akhirat.


AL QUR'AN MUDAH. ADAKAH YANG MAU MENJADI DOKTOR DAN DOKTER?


Dan sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur'an sebagai peringatan, maka adakah yang mau mempelajarinya? (QS. 54 ayat 17, 22, 32, dan 40)


Mengapa harus begini, begitu; belajar ini, belajar itu? Apakah begitu menyusahkannya Al Qur'an buat kita seperti yang kita anggap selama ini?
Al Qur'an adalah kitab yang sangat mudah, seperti yang Allah jelaskan kepada kita. Hanya saja, sedikit sekali yang tertarik untuk mempelajarinya. Kebanyakan mereka hanya berangan-angan mengharap pahala dari apa yang mereka baca, misalnya, membaca surat Yasin waktu malam Jum'at, membaca Al Fatihah berkali-kali, membaca tabarak dan sebagainya.
Kata Muddakir (mengambil pelajaran) pada ayat di atas mempunyai pengertian sama dengan kata Daktuur yang artinya Doktor atau Dokter.

Doktor adalah gelar kesarjanaan tertinggi yang diberikan perguruan tinggi. Contoh dibidang ilmu hukum (fil huquuq) dan Filsafat (fil falsafah).
Dokter adalah lulusan pendidikan kedokteran yang ahli dalam hal penyakit dan pengobatannya (fith thibb)

Dengan keterangan di atas, menjelaskan bahwa Al Qur'an memberikan pengetahuan luar dan dalam. Di luar berbentuk pengetahuan akal dalam memahami segala keilmuwan yang berhubungan dengan kehidupan alam nyata dan di dalam berbentuk pengetahuan hati dalam memahami segala pengertian dan kesadaran yang berhubungan dengan alam yang tidak nyata beserta keajaiban-keajaibannya.
Mempelajari Al Qur'an akan memberikan pengetahuan kita dengan pendidikan tertinggi langsung dari Maha Guru paling pintar di alam ini. Gelar yang kita dapat dengan pelajaran-pelajarannya setaraf dengan gelar doktor

Allah tidak ada Tuhan kecuali Dia yang hidup dan berdiri sendiri, tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapa yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya jika tidak dengan izin-Nya? Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, dan mereka tidaklah meliputi di antara ilmu-Nya sedikitpun kecuali dengan apa yang Dia mau. Luas kursi-Nya di langit dan di bumi. Dan Dia tidaklah berat menjaga keduanya. Dan Dia Maha Tinggi dan Maha Besar. (QS. 2 ayat 255)

Dan di sisi-Nya kunci-kunci keghaiban, tidak ada yang mengetahui melainkan Dia, dan Dia mengetahui apa yang di darat dan di laut, dan tidak ada yang jatuh dari sehelai daun melainkan Dia mengetahuinya dan tidak ada sebutir biji dalam kegelapan bumi dan tidak ada yang basah dan yang kering melainkan dalam kitab yang terang. (QS. 6 ayat 59)

Katakanlah: "Ilmu itu hanya di sisi Allah dan aku hanyalah pemberi peringatan yang terang. (QS. 67 ayat 26)

Dia (Fir'aun) berkata: "Maka bagaimana keadaan generasi-generasi terdahulu?
Dia (Musa) berkata: "Ilmunya di sisi Rabbku di dalam Kitab. Rabbku tidak akan tersesat dan tidak akan lupa. (QS. 20 ayat 51-52)

Sebagaimana Kami telah mengutus pada kamu seorang rasul di antara kamu membacakan atasmu ayat-ayat Kami dan mensucikan kamu dan mengajarkanmu Kitab dan Hikmah dan mengajarkanmu apa yang kamu tidak ketahui. (QS. 2 ayat 151)

Allah mengajarkan segala pengetahuan tentang alam ini kepada manusia yang tidak mereka ketahui melalui ayat-ayat Al Qur'an. Allah menjelaskan bagaimana dari satu air laut berdampingan mempunyai rasa yang berbeda, teori bigbang, meteor salju, fungsi atmosfir, jumlah planet dalam solar system dan lain-lain beberapa abad yang lalu, dimana tekhnologi belum dikenal pada zaman itu. Rasulullah bukan seorang penyelam, astronout, atau bahkan ilmuwan. Tetapi pengetahuan yang dijelaskan Al Qur'an setaraf dengan pengetahuan abad modern. Tetapi sayangnya karena umat muslim tidak begitu tertarik mempelajari Al Qur'an, dan lebih suka menjadikannya sebagai dongeng, mantra, jimat, dan sebagainya, maka mereka tertinggal jauh, dan hanya hanya bisa menunjukkan rasa takjub dan kekaguman kepada sesuatu yang sebenarnya telah dikenalkan kepada mereka semenjak mereka belajar membaca Al Qur'an. Tetapi ketakjuban itu bukan ditujukan untuk Al Qur'an tetapi pengetahuan modern yang ditemukan oleh orang-orang barat. Kenyataan yang terlihat di zaman ini bahwa sebahagian besar umat muslim tidak mengetahui isi Al Qur'an. Itulah yang menjadikan kelemahan mereka sehingga mudah sekali mengikuti emosi; mudah terhasut dan mudah putus asa.
Pengertian Al Qur'an maju terus ke depan mengikuti perkembangan zaman, bukan selalu mundur ke belakang hanya untuk mencari ceritanya (asal-usulnya, sebab-sebabnya, dan lain-lain) yang pada akhirnya membuat kita pandai mendongeng dan bukan pandai mengupas pengetahuan Al Qur'an yang berhubungan dengan masa kini.

Di samping memberikan pengetahuan akal kita untuk memahami alam secara zhahir, Al Qur'an juga memberikan pengetahuan kepada kita untuk memahami segala sesuatu secara bathin. Misalnya, mengetahui segala penyakit-penyakit yang berhubungan dengan hati serta penyembuhannya. Gelar yang kita dapat lebih tinggi dari dokter karena Maha Guru paling pintar di alam semesta ini telah mengajarkan melalui Al Qur'an cara menyembuhkan penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya, yaitu penyakit HATI.


Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran dari Rabbmu dan obat untuk apa yang ada di dalam dada, petunjuk, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. (QS. 10 ayat 57)

Dan Kami telah menurunkan dari Al-Qur'an apa yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang beriman. Dan tidaklah menambah orang-orang yang zhalim itu melainkan kerugian. (QS. 17 ayat 82)

Dan sekiranya Kami menjadikan Al Qur'an sebagai Qur'an berbahasa A'jam sungguh mereka akan berkata: "Mengapa tidak dijelaskan ayat-ayatnya?" Apakah dengan bahasa A'jam sedang ia seorang Arab? Katakanlah: "Al Qur'an bagi orang-orang yang beriman menjadi petunjuk dan obat". Dan orang-orang yang tidak beriman di dalam telinga mereka ada sumbatan dan Al Qur'an adalah kebutaan atas mereka. Mereka itulah orang-orang yang dipanggil dari tempat yang jauh. (QS. 41 ayat 44)

Ketika kita ingin meminum suatu obat, terlebih dahulu kita ingin mengetahui petunjuk cara memakainya, aturannya, kandungannya, dan juga efek sampingnya. Di dalam petunjuknya itu pasti kita memilih bahasa yang kita mengerti, dan apabila bahasanya kita tidak mengerti, pasti kita bertanya kepada yang mengerti. Mengapa demikian? Karena yang kita butuhkan bukan tulisannya tetapi petunjuk yang terkandung di dalamnya. Kalau hanya sekedar kita baca dan kita tidak mengerti artinya, maka itu tidak akan berguna. Obat itu akan menjadi pajangan karena kita takut meminumnya dan menjadi berbahaya karena kita tidak tahu cara penggunaannya karena bisa saja itu obat sangat keras yang harus dengan dosis benar.
Sama halnya dengan Al Qur'an. Al Qur'an berisi petunjuk berbahasa Arab. Apabila kita tidak mengerti isinya, itu akan membuat kebutaan akan maknanya. Apabila kita hanya membaca tulisannya dan tidak mempelajari isinya, maka Al Qur'an akan menjadi pajangan mati dan kita akan tersesat selama-lamanya di dalam agama yang selama ini hanya ikut-ikutan nenek moyang.

Untuk kembali kepada Allah, hati kita harus bersih dan sehat (QS. 26 ayat 89). Rasul membacakan ayat-ayat Al Qur'an untuk membersihkan hati sebagai suatu karunia yang besar. (QS. 2 ayat 151, 3 ayat 164). Apabila kita jauh dari Al Qur'an dan tidak memahami isinya, kita tidak akan bersih selama-lamanya (QS. 24 ayat 21). Al Qur'an sebuah kitab penyembuh penyakit hati. Kita tidak boleh sempit dada menerimanya. (QS. 7 ayat 2). Apabila kita sempit dada, tidak mau mendengarkannya, membacanya, dan melihatnya, maka kita tidak bisa kembali kepada Allah (QS. 2 ayat 18)

Marilah kita kembali kepada Al Qur'an!

Pujian itu kepunyaan Allah!



Print halaman ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam.
Agama adalah masalah pribadi dengan Tuhan. Suka atau tidak suka, kebenaran tetap adalah kebenaran. Mau percaya atau tidak, kebenaran tetap adalah kebenaran. Carilah yang terbaik, setelah itu berserahdirilah kepada Tuhan. Tidak ada Tuhan kecuali ALLAH. Berkomentarlah dengan baik. Berikanlah dalil Al Qur'an atau hadits atau dengan ilmiah. Bukan dengan hawa nafsu atau kata-kata yang tidak layak. Maaf.. komentar dengan kata-kata yang tidak layak, tidak akan ditampilkan!