Dan Kami tidaklah mengajarkannya sya’ir itu dan syair itu tidaklah pantas baginya. Al Qur'an tidak lain adalah dzikr (peringatan) dan bacaan yang terang,
supaya dia memberi peringatan orang yang hidup dan telah pasti perkataan itu atas orang-orang yang kafir. QS.36 ayat 69-70
Al Qur’an yang Allah turunkan adalah sebuah kitab ajaib yang berisi pengetahuan-pengetahuan yang tidak terbatas waktu, dan itu membuktikan bahwa ia bukanlah diturunkan oleh manusia.
Segala sesuatu yang terjadi pada masa lalu, masa sekarang, dan yang akan datang tercantum di dalam Al Qur’an. Kita sebagai umat manusia diperintahkan untuk menjadikannya sebagai Bashair (pandangan hidup), Huda (petunjuk), rahmat (kasih sayang), bayan (penjelasan), dan maw’izhah (pengajaran) (QS. 45 ayat 20, QS. 3 ayat 138).
Ayat-ayat pada pembukaan di atas adalah ayat-ayat yang ada di surat Yasiin. Surat yang sangat dikenal oleh kalangan umat muslim. Sebahagian mereka banyak yang hafal karena sering dibaca setiap malam jumat atau dalam moment-moment tertentu dengan keyakinan bahwa bacaan itu akan mendatangkan fadhilah. Seperti sebuah syair, bacaan-bacaan yasin dikumandangkan beramai-ramai dengan suara yang merdu atau terkadang dengan suara yang tidak jelas. Meskipun demikian, tujuan mereka semua sama yaitu mengharap pahala dari bacaan tersebut tanpa perlu atau ingin mengetahui makna yang terkandung dalam surat itu.
Al Qur’an bukanlah sebuah syair dan Rasulullah tidak pernah diajarkan hal tersebut. Al Qur’an adalah sebuah zikr (peringatan) dari Allah buat manusia dan makna yang terkandung dalam bacaan sangat jelas dan menjelaskan. Hanya orang-orang yang hidup yang tertarik untuk mempelajari dan memahami peringatan yang terkandung di dalamnya sedangkan orang-orang yang kafir sudah pasti enggan mempelajarinya sehingga hukuman dari Allah datang.
Allah sangat menyayangi hamba-hambaNya. Semua yang terjadi adalah peringatan dari Allah yang bertujuan untuk menguji manusia apakah hatinya tunduk merendahkan diri di hadapan Allah dengan bertambah khusyu melaksanakan perintah-perintahNya, atau bertambah keras dengan menganggap bahwa itu adalah hal biasa yang juga pernah terjadi pada bapak-bapak mereka dahulu?
Apabila datang suatu bencana, dengan heran dan merasa dirinya sempurna berkata:”Apa kesalahan saya?” dan mulai mengungkit kebaikan-kebaikan yang dia kerjakan meskipun hanya di dalam hati. Akhirnya tanpa sadar, bencana-bencana yang seharusnya menjadi cambuk untuk introspeksi dan perbaikan diri, malah menjadi angin puting beliung yang sangat dahsyat yang menghancurkan segala amal kebaikan yang telah dikerjakan sampai ke akar-akarnya.
Kalau Allah menghukum manusia karena kezhalimannya, tidak akan Dia tinggalkan satu manusiapun di atas bumi ini
Dan sekiranya Allah menghukum manusia karena kezhaliman mereka, Dia tidak akan meninggalkan atasnya yang melata (ada di bumi), dan akan tetapi Dia menangguhkanmu kepada batas waktu yang ditentukan. Maka apabila datang batas waktu mereka, mereka tidak dapat memundurkannya dan tidak dapat mendahulukannya. (QS. 16 ayat 61)
Kalau Allah menghukum manusia karena perbuatannya, tidak akan Dia tinggalkan satu manusiapun di atas bumi ini:
Dan sekiranya Allah menghukum manusia karena apa yang mereka perbuat, Dia tidak meninggalkan satu makhluk melatapun di atas permukaannya dan akan tetapi Dia mengakhirkan mereka sampai batas waktu yang ditentukan. Maka apabila datang batas waktu mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat dengan abdi-abdi-Nya. (QS. 35 ayat 45)
Yang Allah hukum dari kesalahan-kesalahan kita hanyalah sebahagian kecil sedangkan sebahagian banyaknya Allah maafkan
Telah nyata kerusakan di darat dan laut karena apa yang telah diperbuat oleh tangan-tangan manusia, supaya Dia merasakan kepada mereka sebahagian yang mereka telah kerjakan agar mereka kembali.
Katakanlah: "Berjalanlah di muka bumi, lalu perhatikanlah bagaimana keadaan akibat orang-orang yang sebelumnya. Adalah kebanyakan mereka orang-orang yang musyrik". QS. 30 ayat 41-42)
Dan musibah yang menimpamu, maka disebabkan apa yang tanganmu telah usahakan dan sebahagian besar Dia maafkan.
Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab) di muka bumi dan tidak ada untukmu selain Allah wali dan juga penolong. (QS. 42 ayat 30-31)
Semua yang terjadi adalah akibat kesalahan-kesalahan yang kita perbuat. Kemusyrikan-kemusyrikan yang terjadi baik sebelum bencana maupun sesudahnya terlihat pada ritual-ritual yang mereka ada-adakan dengan berpayung Islam dan menyebut-nyebut nama Allah namun pada hakekatnya bukan Allah yang mereka sembah melainkan para jin yang kerap menipu mereka bertahun-tahun. Berkali-kali Allah memperlihatkan rasa kasih sayangNya kepada hamba-hambaNya. Di antaranya adalah, Dia hanya menghukum sebahagian kecil dosa-dosa kita dan memaafkan begitu banyak sisanya agar kita mau menyadari kesalahan-kesalahan yang kita perbuat, memohon ampun dan memperbaiki diri.
Salah satu contoh yang terjadi di Sinabung. Gunung Sinabung statusnya menjadi awas setelah ia mengeluarkan lava pada tanggal 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB (28 Agustus 2010, 17.15 UTC). Tanggal 2/9/2010 warga sekitarnya mengadakan ritual tolak bencana. Dengan memberikan sesaji, mereka berdoa kepada arwah para leluhur yang mereka yakini sebagai penjaga Gunung Sinabung di Desa Sukanalu, Karo, Sumatera Utara, itu. Tidak berapa lama dari ritual itu, maka sinabung kembali beraktifitas Jumat (3/9/2010) dini hari pukul 04.50 WIB, Gunung Sinabung tersebut terasa mulai beraktivitas dan pukul 06:10 WIB Gunung tersebut kembali meletus bahkan lebih besar dari sebelumnya.
Pesan-pesan Al Qur’an:
Waktu sinabung meletus pertama kali
Jam 00.15 (Waktu Indonesia) adalah 24.15 atau surat 24 ayat 15
(ingatlah) ketika kamu menyampaikannya (berita itu) dengan lidah-lidahmu dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak ada ilmu untukmu tentangnya, dan kamu menyangkanya ringan, padahal ia di sisi Allah adalah besar. (QS. 24 ayat 15)
-->Kamu buat sesuatu tradisi ritual dari mulut ke mulut yang merupakan suatu kedustaan terhadap Allah dan kamu menyangkanya ringan padahal di sisi Allah itu hal yang besar
Jam 17.15 (waktu UTC) adalah surat 17 ayat 15
Siapa yang mengikuti petunjuk, maka dia hanyalah mengikuti petunjuk untuk dirinya. Dan siapa yang sesat, maka dia hanyalah sesat atas (diri) nya. Dan orang yang berdosa tidaklah dapat membantu dosa orang lain, dan Kami tidaklah mengazab, hingga Kami membangkitkan seorang rasul. (QS. 17 ayat 15)
--> Siapa yang menyadari (mendapat petunjuk), maka itu hanya buat dirinya sendiri dan dia tidak dapat membantu orang yang berdosa yang tersesat dari siksa Allah. Sebelum hukuman Allah itu datang, diutus dahulu kepada mereka seorang pemberi peringatan yang mengintakan mereka
Meletus kedua kalinya:
Jam 04.50 atau surat 04 ayat 50
Perhatikanlah, bagaimanakah mereka mengada-adakan dusta atas Allah. Dan cukuplah karenanya dosa yang terang. (QS. 04 ayat 50)
--> Karena warga Sinabung tidak mau menyadari kesalahan-kesalahan mereka malah menggelar kebohongan (ritual dengan sesajen), hal itu membuktikan kekerasan hati mereka, maka Allah menghukum mereka akibat dosa mereka yang nyata itu.
Jam 06.10 atau surat 06 ayat 10
Dan sesungguhnya benar-benar telah diperolok-olokkan rasul-rasul sebelum kamu maka turunlah kepada orang-orang di antara mereka yang merendahkan apa yang mereka perolok-olokkan. (QS. 06 ayat 10)
--> Mereka memperolok-olok peringatan Allah dan para pemberi peringatan, maka turunlah hukuman buat mereka.
Masyarakat Jogja umumnya Jawa tengah, sangat mengagungkan para wali yang sudah meninggal. Animisme dan dinamisme masih sangat kental sekali. Sultan serta keluarganya juga penembahan senopati hampir setara dengan Tuhan. Mereka sangat percaya bahwa makam-makam orang-orang yang saleh (para wali sanga, ulama, dan lain-lain) sangat keramat hingga mampu mengabulkan segala keinginan mereka terhadap Allah melalui mereka-mereka itu. Hingga suatu ketika Allah menegur mereka dengan sebuah gempa yang dahsyat pada tanggal 27 mei 2006 jam 05.55 selama 57 detik dengan korban jiwa 6234 dan kerugian yang dicapai adalah 27 trilyun.
Jam 05.55 atau surat 05 ayat 55
Sesungguhnya wali kamu adalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat memberikan zakat, dan mereka ruku’ (QS. 5 ayat 55)
--> Yang menjadi wali bukan kuburan, tetapi Allah, Rasul, dan orang yang beriman yang mendirikan shalat, zakat, dan menundukkan diri terhadap Allah. Intinya kalau kita memohon sesuatu, bermohonlah kepada Allah dengan cara shalat, zakat, dan merendahkan diri terhadapNya.
Durasi gempa hanya 57 detik dengan kerugian 29 trilyun. Itu sama dengan surat 57 yang mempunyai ayat sebanyak 29 ayat. Korban yang berjumlah 6234 itu hampir setara dengan jumlah ayat-ayat Al Quran 6236 dan hanya kurang dua.
Masyarakat mentawai tinggal di pinggir laut. Seperti halnya daerah-daerah lain yang tinggal di pinggir laut, masyarakat Mentawai kerap kali melakukan upacara ritual untuk menyembah roh laut. Bagi masyarakat Mentawai, animisme telah menjadi ritual yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Satu di antara upacara kepercayaan itu diberi nama Pangureikan, atau upacara permohonan berkah untuk menjauhkan penyakit dan bencana. Pangureikan adalah memohon kepada Saukkuita, sang roh baik yang dipercaya dapat mengatur bumi, melindungi seluruh anggota keluarga, dan menjauhkannya dari segala penyakit. Sikerei adalah pemimpin ritual mereka.
Beberapa ekor babi dan ayam dipotong dengan cara yang khas untuk sesajian Sikerei. Tak hanya itu, sebagian daging babi dan ayam juga dibagi secara merata kepada tetangga dan sanak saudara. Dengan begitu, mereka percaya bahwa Saukkuita telah melindungi masyarakat Mentawai.
Suatu ketika tanggal 25 Oktober 2010 jam 21.42 terjadi gempa yang menimbulkan Tsunami. Kalau saat itu mereka melihat Al Qur’an mereka akan menyadari bahwa tak ada satupun yang bisa meloloskan diri dari hukuman Allah.
Jam 21.42 atau surat 21 ayat 42
Katakanlah: “Siapa yang menanggungmu waktu malam dan siang dari Yang Maha Baik?” Sebenarnya mereka berpaling dari peringatan Rabb mereka, QS. 21 ayat 42)
--> Allah bertanya kepada manusia, siapa yang dapat menyelamatkan dari hukuman Allah yang datang pada waktu malam atau siang? Sayangnya manusia berpaling dari peringatan Allah. Menganggap suatu hal biasa yang sering/pernah terjadi
Gunung merapi meletus
Tanggal 15 mei 2006 Merapi meletus.
Sebelumnya karena kuatir merapi meletus, Warga Dukuh Stabelan Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Boyolali, menggelar ritual sega gunung. Ritual menyajikan makanan berupa nasi jagung dengan lauk urap daun krokot diyakini menjadi kegemaran Mbah Petruk, penunggu kawasan Merapi. Warga menunggu isyarat dari Mbah Petruk sebelum memutuskan mengungsi. "Belum ada warga yang menerima isyarat," kata Tasmo, warga Stabelan, Rabu petang.
Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan sejak Kamis malam hingga Jumat (19 mei 2006) dini hari melakukan ritual laku lampah mbisu (berjalan tanpa berbicara atau membisu) mengelilingi wilayah Pedukuhan Kinahrejo, Dusun Pelemsari, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk keselamatan warga dari bencana Merapi.
Sebelum kegiatan ritual itu dimulai, dilakukan pembacaan Surat Yasin di Masjid Al Amin Pedukuhan Kinahrejo. Selain Mbah Maridjan, kegiatan di masjid ini juga diikuti sejumlah warga setempat. Pembacaan Surat Yasin berlangung selama satu jam, dimulai sekitar pukul 21.00 WIB.
Menurut Lurah Desa Umbulharjo Bejo Mulyono, kegiatan ritual tersebut biasa dilakukan Mbah Marijdan pada setiap malam Jumat. Ia mengatakan laku lampah mbisu ini akan dilakukan terus setiap malam Jumat hingga kondisi atau aktivitas Merapi dirasa aman. Akhirnya merapi tenang mbah marijanpun menjadi terkenal dan diminta untuk menjadi iklan kuku bima sebagai seorang lelaki perkasa.
Setelah kejadian itu masyarakat lereng merapi sangat mempercayai mbah marijan dan tidak menghentikan ritual-ritual kemusyrikan mereka hingga akhirnya Allah menghukum mereka. Tanggal 26 Oktober 2010 pukul 17.02 merapi meletus.
Jam 17.02 atau surat 17 ayat 2
Dan Kami telah memberikan Kitab Taurat kepada Musa, dan Kami telah menjadikannya (Kitab itu) petunjuk untuk Bani Israil: “Janganlah kamu mengambil selain-Ku sebagai wakil”, (QS. 17 ayat 2)
--> Pesan dari ayat itu adalah Kitab Al Qur’an adalah petunjuk yang harus dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah bukannya tradisi-tradisi berupa ritual-ritual sesat dan jangan manjadikan selain Allah sebagai Tuhan yang kita yakini akan menjadi pelindung dan penjaga hidup kita.
Masih banyak lagi bencana-bencana terjadi yang dapat dikaji berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang intinya merupakan pesan dari Allah agar kita meninggalkan kemusyrikan dan kembali kepada Al Qur’an. Allah tidak akan pernah zhalim kepada hamba-hamba-Nya. Bencana-bencana yang terjadi adalah akibat dosa-dosa yang kita perbuat
Maka masing-masing Kami hukum karena dosa-dosanya. Maka dari mereka ada yang Kami utus atasnya hujan kerikil, dan dari mereka ada yang disiksa dengan suara yang keras dan dari mereka ada yang Kami benamkan bumi dengannya dan dari mereka ada yang Kami tenggelamkan. Dan tiadalah Allah akan menzhalimi mereka dan akan tetapi mereka adalah mereka orang-orang yang zhalim kepada diri mereka sendiri. (QS. 29 ayat 40)
Berdasarkan ayat di atas, ada empat hukuman Allah akibat dosa-dosa yang diperbuat oleh manusia yaitu:
1. Hujan pasir, batu kerikil (gunung meletus)
2. Ledakan keras (Tabung gas, meteor, bom)
3. Tanah longsor, gempa, amblas)
4. Banjir
Perhatikan ayat di atas 29 ayat 40 (2940, 29-4)
Asteroid adalah salah satu benda angkasa yang sangat berbahaya buat atmosfir bumi, bertabrakan dengan asteroid di angkasa luar akan mengganggu atmosfir. Salah satu nama asteroid adalah 2940 Bacon
29-4 atau tanggal 29-4-2010 terjadi banjir di kabupaten samosir dan Madiun
29-4 atau tanggal 29-4-2009 terjadi ledakan di duren sawit yaitu meteor jatuh
29-4 atau tanggal 29-4-2010 Ledakan gas di Makasar
29-4 atau tanggal 29-4 terjadi gempa 7,2 di Australia (1941), 6,5 di Washington (1965) yang merupakan gempa kedua terbesar dalam sejarah Washington, 6,1 di Italia (1984), dan 5,3 di Arizona (1993)
29-4 atau tanggal 29-4-1999 Colorado banjir.
WEDUS GEMBEL
Wedus gembel yang dianggap sepele ternyata Al Qur’an menjelaskan keberadaannya berupa awan panas yang turun dari bukit-bukit yang menghancurkan apa saja yang dia lewati (QS. 46 ayat 23-28).
Kejadian merapi hanyalah sebahagian kecil bencana-bencana yang terjadi mengelilingi ibukota sebelum nanti datang menimpa ibukotanya sendiri yaitu Jakarta. Ibukota yang penuh dengan gemerlapan dan kemewahan kelak Allah akan benamkan bersama kemegahannya seperti Qarun.
Belum lama ini fenomena alam amblasnya terlihat di jalan Kota Bandung pada tanggal 26 November lalu dan membentuk sebuah sinkhole yang sebelumnya juga terjadi di china dan Guetamala.
Begitupun kabar akan amblasnya (tenggelam) tanah di Jakarta sudah disadari oleh semua instansi yang terkait dengan itu. Banyak sekali bukti-buktinya yang terlihat di antaranya daerah utara semakin sering banjir dengan tinggi yang meningkat tidak seperti biasanya. Bahkan setelah dipelajari ternyata tanah di Jakarta itu selama 8 tahun (2002-2010) amblas sebanyak 1,6 meter. Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta menyebutkan beberapa faktor penyebabnya yaitu:
1. Pengambilan air tanah berlebihan
2. Eksploitasi minyak dan gas
3. Beban bangunan
4. Konsolidasi alamiah lapisan tanah
Yang sangat signifikan yaitu pengambilan air tanah berlebihan. Air sangat penting buat kehidupan seperti juga oksigen. Tanpa air dan oksigen orang akan mati. Bahkan air juga harus mengandung oksigen.
Karena terlalu berlebihan kita mengambil air tanah menyebabkan permukaan tanah semakin amblas. Namun menurut Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta pengambilan air tanah yang berlebihan hanya 17,5 % faktor penyebab amblasnya tanah. Apakah ada hubungannya dengan Al Qur’an penjelasan mereka itu? Tidak. Mereka berdasarkan ilmu pengetahuan pertanahan. Namun ajaibnya, Al Qur’an bisa menjelaskan hal itu/
Oksigen sebagai zat yang sangat Vital buat kehidupan mempunyai nomor atom 8. Oksigen di atmosfir hanya 1/5 atau 20%, yang lainnya adalah gas beracun. Dan kalau kita kaji di dalam Al Qur’an dengan nomor surat angka 8 atau Al Anfaal ternyata menjelaskan tentang 1/5 atau 20% yaitu pada ayat 41. Bunyi ayat tersebut
Dan ketahuilah, sesungguhnya keuntunganmu dari apapun, maka sesungguhnya untuk Allah seperlimanya dan untuk Rasul, kerabat, anak-anak yatim, miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman dengan Allah dan apa yang Kami turunkan atas abdi Kami pada hari Furqan, hari bertemunya dua kumpulan. Dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. 8 ayat 41)
Ayat di atas awalnya adalah pembagian ghanimah (harta rampasan perang), dan ternyata penerapannya pada saat sekarang adalah berkenaan dengan zakat karena arti ghanimah itu bukan Cuma rampasan perang melainkan juga kambing, keuntungan, kekayaan. Maka berdasarkan Al Qur’an, zakat harus dikeluarkan sebesar 1/5 atau 20%. Kalau berkurang dari itu, sama halnya kita akan kekurangan oksigen seperti tanah yang kehilangan air dan oksigen. Selama ini kita hanya mengeluarkan zakat sebesar 2,5% dan merasa sudah cukup melakukan pembersihan harta dengan jumlah itu. Apabila kita hitung, maka 20 % - 2,5 % = 17,5 %. Berarti zakat kita sesuai dengan peraturan Allah (Al Qur’an) masih kurang 17,5 %. Bukankah itu setara dengan pengambilan air tanah secara berlebihan dan menyebabkan tanah akan amblas?
Tanggal 29 November yang lalu terjadi gempa di saumlaki (Maluku) jam 02.45 di 6.60 LS dan menyusul jam 17.27 di 8.41 LS dengan 5.4 skala richter. Apabila kita mau kaitkan dengan pesan Allah di dalam AL Qur'an maka:
Jam 02.45 atau surat 2 ayat 45 di 6.60 LS atau surat 6 ayat 60
Dan minta tolonglah kamu dengan (tetap) sabar dan shalat. Dan sesungguhnya itu sangat berat kecuali atas orang-orang yang khusyu’. (QS. 2 ayat 45)
Dan Dia yang telah menidurkanmu di waktu malam dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di waktu siang kemudian Dia membangkitkan kamu padanya untuk disempurnakan hingga batas waktu yang telah ditentukan. Kemudian kepada-Nya tempat kembalimu, kemudian Dia memberitakan kepadamu dengan apa yang kamu kerjakan. (QS. 6 ayat 60)
--> Minta tolonglah kamu kepada Allah karena Allah Yang Maha Kuasa melakukan apapun terhadap hamba-hamba-Nya
Jam 17.27 atau surat 17 ayat 27 di 8.41 LS atau surat 8 ayat 41
Sesungguhnya orang yang mubazir, mereka adalah saudara-saudara syetan. Dan adalah syetan itu kafir kepada Rabb-nya. (QS. 17 ayat 27)
Dan ketahuilah, sesungguhnya keuntunganmu dari apapun, maka sesungguhnya untuk Allah seperlimanya dan untuk Rasul, kerabat, anak-anak yatim, miskin, dan ibnu sabil, jika kamu beriman dengan Allah dan apa yang Kami turunkan atas abdi Kami pada hari Furqan, hari bertemunya dua kumpulan. Dan Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. (QS. 8 ayat 41)
--> Apa yang kita keluarkan untuk amal saleh seperti infak, sedekah, dan zakat pada hakekatnya adalah buat diri kita sendiri dan itulah harta kita yang kelak akan tersisa. Sedangkan apa yang kita belanjakan untuk kebutuhan kita seperti makan, minum, dan perhiasan adalah untuk kesenangan hidup kita di dunia dan habis untuk saat itu dan tidak akan kita bawa nanti ke akhirat. Apabila harta yang Allah berikan sebagai rezki buat kita dan kebanyakan hanya digunakan untuk kebutuhan dunia kita, maka pada hakekatnya itu adalah pemborosan. Mengapa bisa dikatakan demikian? Karena kita habiskan untuk sesuatu yang tidak berguna buat kita kelak di akhir sebagai bekal untuk kehidupan yang abadi. Apabila kita mau mengikuti aturan Allah dan tidak mau disebut boros, maka keluarkan 1/5 atau 20% harta kita untuk zakat atau bersedekah.
Jakarta sebagai umulqura akan mendapatkan gilirannya nanti apabila semua orang-orang yang hidup mewah atau berkecukupan tidak menyadari kekeliruannya dalam mengeluarkan zakat. Atau menganggap setelah mengeluarkan 2.5% sudah cukup untuk berbuat baik terhadap sesama.
Inilah salah satu cara untuk mengatasi supaya tanah yang kita pijak di Jakarta ini tidak amblas seperti Qarun, yaitu rubahlah cara zakat kita dari 2,5% menjadi 20% dan lakukan dengan ikhlas. Pasti Allah akan melindungi ibukota tercinta ini dari segala bencana-bencana yang kelak akan terjadi seperti tenggelam/amblas.
Bagilah cinta kasih terhadap sesama manusia dengan zakat kita dan hargai serta hormatilah juga alam ini dengan menjaga kelestariannya karena semua yang di alam ini adalah hidup dan bertasbih kepada Allah.
Apabila terjadi bencana yang datang secara mendadak, hanya orang-orang yang selalu ingat kepada Allah dan mengingatkan saudaranya untuk berbuat kebaikan yang kelak akan selamat. Yang lainnya Allah akan binasakan QS. 11 ayat 116-117. QS. 10 ayat 103
Bacalah Al Qur'an, pelajarilah isinya, laksanakanlah semua perintah-perintah Allah di dalamnya, dan ikhlaslah melakukannya!
Print halaman ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam.
Agama adalah masalah pribadi dengan Tuhan. Suka atau tidak suka, kebenaran tetap adalah kebenaran. Mau percaya atau tidak, kebenaran tetap adalah kebenaran. Carilah yang terbaik, setelah itu berserahdirilah kepada Tuhan. Tidak ada Tuhan kecuali ALLAH. Berkomentarlah dengan baik. Berikanlah dalil Al Qur'an atau hadits atau dengan ilmiah. Bukan dengan hawa nafsu atau kata-kata yang tidak layak. Maaf.. komentar dengan kata-kata yang tidak layak, tidak akan ditampilkan!